Rabu, 16 Mei 2012

KONSEP MUKJIZAT, MUKJIZAT DAN KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN(SCIENCE MODERN)


BAB 1
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluk yang bertaqwa di atas bumi ini.  Seluruh alam yang luas beserta isinya dari bumi, laut dan segala isinya akan menjadi kecil dihadapan manusia yang lemah, karena ia telah diberi keistimewaan-keistimewaan seperti kemampuan berpikir untuk mengelola seluruh yang ada dihadapannya. Akan tetapi Allah tidak akan membiarkan manusia tanpa adanya wahyu pada setiap masa, agar mendapat petunjuk dan menjalankan kehidupannya dengan benar. Maka Allah mengutus Rasul-Nya dengan mu’jizat yang sesuai dengan kecanggihan kaum pada masanya, agar manusia mempercayai bahwa ajaran yang ia bawa datang dari Allah SWT.
Oleh karena akal manusia pada masa pertama perkembangannya lebih dapat menerima mukjizat yang bersifat materi seperti mukjizat tongkat Nabi Musa yang bisa berubah menjadi ular besar, mukjizat Nabi Isa dapat menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah, dapat menyembuhkan orang buta maka setiap Rasul pun diutus dengan mukjizat yang sesuai dengan kemampuan kaumnya agar mudah diterima. Ketika akal manusia mencapai “kesempurnaannya”, Allah memberikan risalah Muhammad yang kekal kepada seluruh umat manusia yang tidak terbatas pada kaum di masanya saja. Maka mukjizatnya adalah mukjizat yang kekal sesuai dengan kematangan perkembangan akal manusia/perkembangan ilmu pengetahuan.
Allah menjadikan keterangan ini sesuai untuk setiap kaum supaya ia menjadi lebih kuat untuk menegakkan bukti kebenaran utusan tersebut, Nabi Muhammad saw dimana pada masa itu masyhur dengan ilmu sastra, maka Allah menjadikan mukjizat untuk Nabi Muhammad saw- sesuai dengan ilmu ini.




BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Mukjizat

Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. dan mukjizat bisa dibedakan menjadi dua, yang pertama mukjizat yang mengarah ke akal, dapat ditemukan oleh siapapun yang ingin mencarinya, mukjizat ini adalah keteraturan gejala-gejala alam dan kehidupan yang tidak berubah berupa sunnatullah. Lalu yang kedua adalah mukjizat yang berupa segala sesuatu diluar kebiasaan. Mukjizat ini membuat akal manusia tercengang dan memaksanya untuk tunduk dan menyerah.
Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap apa-apa yang sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut. Misalnya pada zaman Nabi Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat tongkat Nabi Musa bisa berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang ada disekitarnya. Juga pada zaman Nabi isa trend yang sedang berkembang adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Nabi Isa adalah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.
Demikian juga pada zaman Nabi Muhammad saw, trend yang sedang berkembang adalah ilmu sastra. Maka disaat itulah dirunkan Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi bisa menunjukkan Al-Quran yang memiliki nilai sastra tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman Nabi sampai nanti di akhir zaman.
Menurut Imam As Suyuti, mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.
Menurut Ibnu Khaldun, mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh manusia, maka ia dinamakan mukjizat, tidak masuk ke dalam kategori yang mampu dilakukan oleh hamba dan berada diluar standart kemampuan mereka.
Muhammad Kamil Abdush Shamad, menerangkan bahwa mukjizat ada yang bersifat material yang dicerna panca indera namun melawan hukum alam yang ada dan mukjizat yang bersifat rasional, semua direspon oleh daya nalar sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil sebuah pengertian mendasar bahwa mukjizat merupakan kejadian yang luar biasa, melebihi standart kemampuan manusia yang berlaku secara umum.

2.2 Mukjizat Al-Qur’an dan Kebenaran Ilmu Pengetahuan(Science Modern)

2.2.1 Tata Surya Matahari dan 8 Planetnya

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia. sebagai contoh dalam ayat dibawah:
 
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
 “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
 “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

2.2.2 Langit yang mengembang (Expanding Universe)

Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.

2.2.3 Gunung yang Bergerak

 “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
 “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22).

2.2.4 Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia

 “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.).

2.2.5 Diselamatkannya Jasad Fir’aun

 “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).

2.2.6 Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan

Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
 “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.

2.3  Beberapa Ayat-ayat Tentang Pengetahuan Ilmu Sains/Science Modern

1.    Astronomi: Yasin/36:40
 Maksunya: (dengan ketentuan Yang demikian), matahari tidak mudah baginya mengejar bulan, dan malam pula tidak dapat mendahului siang; karena tiap-tiap satunya beredar terapung-apung di tempat edarannya masing-masing. .(Yasin/38: 40)
2. Biologi: Al-Hajj/22: 5)
Maksudnya: Wahai umat manusia, sekiranya kamu menaruh syak (ragu-ragu) tentang kebangkitan makhluk (hidup semula pada hari kiamat), maka (perhatilah kepada tingkatan kejadian manusia) karena sebenarnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setitik air benih, kemudian dari sebuku darah beku, kemudian dari seketul daging Yang disempurnakan kejadiannya dan Yang tidak disempurnakan; (Kami jadikan secara Yang demikian) karena Kami hendak menerangkan kepada kamu (kekuasaan kami); dan Kami pula menetapkan Dalam kandungan rahim (ibu Yang mengandung itu) apa Yang Kami rancangkan hingga ke suatu masa Yang ditentukan lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu berupa kanak-kanak; kemudian (kamu dipelihara) hingga sampai ke peringkat umur dewasa;
dan (dalam pada itu) ada di antara kamu Yang dimatikan (semasa kecil atau semasa dewasa) dan ada pula Yang dilanjutkan umurnya ke peringkat tua nyanyuk sehingga ia tidak mengetahui lagi akan sesuatu Yang telah diketahuiNya dahulu. dan (ingatlah satu Bukti lagi); Engkau melihat bumi itu kering, kemudian apabila Kami menurunkan hujan menimpanya, bergeraklah tanahnya (dengan tumbuh-tumbuhan Yang merecup tumbuh), dan gembur membusutlah ia, serta ia pula menumbuhkan berjenis-jenis tanaman Yang indah permai. (al-Hajj/22: 5) 
3. Fisika: (Ar-Ra'd,13: 17)
Maksudnya: Allah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu membanjiri tanah-tanah lembah (dengan airnya) menurut kadarnya Yang ditetapkan Tuhan untuk faedah makhlukNya, kemudian banjir itu membawa buih Yang terapung-apung. dan dari benda-benda Yang dibakar di Dalam api untuk dijadikan barang perhiasan atau perkakas Yang diperlukan, juga timbul buih separti itu. Demikianlah Allah memberi misal Perbandingan tentang perkara Yang benar dan Yang salah. adapun buih itu maka akan hilang lenyaplah ia hanyut terbuang, manakala benda-benda Yang berfaedah kepada manusia maka ia tetap tinggal di bumi.Demikianlah Allah menerangkan misal-misal perbandingan.(ar-Ra'd/13:17)
4. Geografi: (Al-A'raf/7:57)
Maksudnya: Dan Dia lah (Allah) Yang menghantarkan angin sebagai pembawa berita Yang mengembirakan sebelum kedatangan rahmatNya (iaitu hujan), hingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halakan Dia ke negeri Yang mati (ke daerah Yang kering kontang), lalu Kami turunkan hujan Dengan awan itu, kemudian Kami keluarkan Dengan air hujan itu berbagai-bagai jenis buah-buahan. Demikianlah pula Kami mengeluarkan (menghidupkan semula) orang-orang Yang telah mati, supaya kamu beringat (mengambil pelajaran daripadanya).(al-A'raf/7:58)
 5. Geologi: (Luqman/31: 10)
Maksudnya: Allah menciptakan langit Dengan tidak bartiang sebagaimana Yang kamu melihatnya; dan ia mengadakan di bumi gunung-ganang Yang menetapnya supaya bumi itu tidak menghayun-hayunkan kamu; dan ia biakkan padanya berbagai jenis binatang. dan Kami menurunkan hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan di bumi berbagai jenis tanaman Yang memberi banyak manfaat. (Luqman/31: 10)
6. Hidrologi : (Al-Qamar/54: 11-12)
Maksunya: -Maka Kami bukakan pintu-pintu langit, Dengan menurunkan hujan Yang mencurah-curah.
- Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air (di sana sini), lalu bertemulah air (langit dan bumi) itu untuk (melakukan) satu perkara Yang telah ditetapkan. (al-Qamar/54: 11-12)
7. Kedokteran: (Al-Nahl/16: 69)
Maksudnya: Kemudian makanlah dari Segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang Engkau sukai), serta Turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu Yang diilhamkan dan dimudahkannya kepadamu". (dengan itu) akan keluarlah dari Dalam badannya minuman (madu) Yang berlainan warnanya, Yang mengandungi penawar bagi manusia (dari berbagai-bagai penyakit). Sesungguhnya pada Yang demikian itu, ada tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) bagi orang-orang Yang mahu berfikir. (al-Nahl/16: 69)
8. Kimia : (Al-Nahl/16: 6)
Maksudnya: Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh pelajaran Yang mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada kamu daripada apa Yang terbit dari Dalam perutnya, Yang lahir dari antara hampas makanan dengan darah; (yaitu) susu Yang bersih, Yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi orang-orang Yang meminumnya. (al-Nahl/16: 6)
9. Pertanian : (Al-An'am/6: 99)
Maksudnya: Dan Dia lah Yang menurunkan hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan Dengan air hujan itu Segala jenis tumbuh-tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya tanaman Yang menghijau, Kami keluarkan pula dari tanaman itu butir-butir (buah) Yang bergugus-gugus; dan dari pohon-pohon tamar (kurma),
dari mayang-mayangnya (Kami keluarkan) tandan-tandan buah Yang mudah dicapai dan dipetik; dan (Kami jadikan) kebun-kebun dari anggur dan zaiton serta buah delima, Yang bersamaan (bentuk, rupa dan rasanya) dan Yang tidak bersamaan. perhatikanlah kamu kepada buahnya apabila ia berbuah, dan ketika masaknya. Sesungguhnya Yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menunjukkan kekuasaan kami) bagi orang-orang Yang beriman. (al-An'am/6: 99)
10. Teknologi : (Al-Nahl/16: 14).
Maksudnya: Dan Dia lah Yang memudahkan laut, supaya kamu dapat makan daripadanya daging Yang lembut hidup-hidup, dan dapat pula mengeluarkan daripadanya benda-benda perhiasan untuk kamu memakainya dan (selain itu) Engkau melihat pula kapal-kapal belayar padanya; dan lagi supaya kamu dapat mencari rezeki dari limpah kurniaNya; dan supaya kamu bersyukur (al-Nahl/16: 14).
.




BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya.
2. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah.
3. Mukjizat bisa dibedakan menjadi dua, yang pertama mukjizat yang mengarah ke akal, dapat ditemukan oleh siapapun yang ingin mencarinya, mukjizat ini adalah keteraturan gejala-gejala alam dan kehidupan yang tidak berubah berupa sunnatullah. Lalu yang kedua adalah mukjizat yang berupa segala sesuatu diluar kebiasaan. Mukjizat ini membuat akal manusia tercengang dan memaksanya untuk tunduk dan menyerah.
4. Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap apa-apa yang sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut.
5. Tiada pertentangan antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.
Kemukjizatan Al Qur’an memang tidak memposisikan Al Qur’an sebagai kitab sains dan ilmu-ilmu lainnya. Namun dapat memberikan isyarat atau petunjuk untuk melakukan kajian lebih jauh terhadap pengembangan sains dan ilmu lainnya.
Jadi kebenaran ilmu pengetahuan(science modern) ada keterkaitan/hubungan dengan mukjizat al-qur’an. Karena ilmu pengtahuan(science modern)dan ilmu lainnya cocok dengan mukjizat al-qur’an, bahkan bisa dikatakan bersumber/terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan bukti-bukti baik pengakuan dari para ilmuwan yang sudah membuktikannya mau pun dari ayat-ayat Al-qur’an itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Abdushshamad, Muhammad Kamil. 2004. Al-I’jazul Ilmi fil-Qur’anil-karim,terj: Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Akbar
Al-Rehaili, Abdullah M.,Bukti Kebenaran Quran , Yogyakarta: Tajidu Press, 2003
Bucaille, Maurice Dr, 1976, La Bible Le Coran Et La Science, terj: Bibel, Alqur’an dan Science Modern,Penerbit bulan Bintang,Jakarta
Gulen, M. Fethullah,2002,Essential of The Islamic Faith,The Fountain,Turkey
Khaldun, Ibn. 2005. Muqaddimah, Jakarta: Pustaka Firdaus
Pasya, Ahmad Fuad. Prof, 2004. Rahiq Al’Ilmi wa Al-Iman,terj:Dimensi Sains Al-Qur’an, Tiga Serangkai, Solo
Qardhawi, Yusuf DR. 1996. Al-Aqlu wal-Ilmu fil-Quranil-Karim,terj.:Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Gema Insani Pers
Saksono, Tono. 2006. Mengungkap Rahasia Simfoni Dzikir Jagat Raya, Pustaka Darul Ilmi, Bekasi
Asy-Syinqithi, Syaikh Muhammad Amin, Adhwa’ul Bayan fi Tafsiril Qur’ani bil Qur’an,-
Turner, Horwad R, 1997, Science in medieval Islam, An Ilustrated Introduction, University of Texas Press,Texas
Bottom of Form











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbelenggu Kata

                                                        ...