BAB 1
PENDAHULUAN
Al-Qur’an
adalah kitab petunjuk dan hidayah bagi manusia dan seluruh makhluk yang bertaqwa di atas bumi ini. Seluruh alam yang luas beserta isinya dari bumi,
laut dan segala isinya akan menjadi kecil dihadapan manusia yang lemah, karena
ia telah diberi keistimewaan-keistimewaan seperti kemampuan berpikir untuk
mengelola seluruh yang ada dihadapannya. Akan tetapi Allah tidak akan
membiarkan manusia tanpa adanya wahyu pada setiap masa, agar mendapat petunjuk
dan menjalankan kehidupannya dengan benar. Maka Allah mengutus Rasul-Nya dengan
mu’jizat yang sesuai dengan kecanggihan kaum pada masanya, agar manusia mempercayai
bahwa ajaran yang ia bawa datang dari Allah SWT.
Oleh karena
akal manusia pada masa pertama perkembangannya lebih dapat menerima mukjizat yang bersifat materi seperti mukjizat
tongkat Nabi Musa yang bisa berubah menjadi ular besar, mukjizat Nabi Isa dapat
menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah, dapat menyembuhkan orang buta
maka setiap Rasul pun diutus dengan mukjizat yang sesuai dengan kemampuan
kaumnya agar mudah diterima. Ketika akal manusia mencapai “kesempurnaannya”,
Allah memberikan risalah Muhammad yang kekal kepada seluruh umat manusia yang
tidak terbatas pada kaum di masanya saja. Maka mukjizatnya adalah mukjizat yang
kekal sesuai dengan kematangan perkembangan akal manusia/perkembangan ilmu pengetahuan.
Allah
menjadikan keterangan ini sesuai untuk setiap kaum supaya ia menjadi lebih kuat
untuk menegakkan bukti kebenaran utusan tersebut, Nabi Muhammad saw dimana pada masa itu masyhur dengan ilmu sastra, maka Allah menjadikan mukjizat untuk Nabi Muhammad saw- sesuai dengan ilmu ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Mukjizat
Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal
manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh
para rasul yang diberikan oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya. Sedangkan
apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa
dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. dan mukjizat
bisa dibedakan menjadi dua, yang pertama mukjizat yang mengarah ke akal, dapat
ditemukan oleh siapapun yang ingin mencarinya, mukjizat ini adalah keteraturan
gejala-gejala alam dan kehidupan yang tidak berubah berupa sunnatullah. Lalu
yang kedua adalah mukjizat yang berupa segala sesuatu diluar kebiasaan.
Mukjizat ini membuat akal manusia tercengang dan memaksanya untuk tunduk dan
menyerah.
Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap apa-apa yang
sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut. Misalnya pada
zaman Nabi Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat tongkat Nabi Musa bisa
berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang ada
disekitarnya. Juga pada zaman Nabi isa
trend yang sedang berkembang adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada
saat itu mukjizat Nabi Isa adalah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal
yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.
Demikian juga pada zaman Nabi Muhammad saw, trend yang sedang berkembang adalah
ilmu sastra. Maka
disaat itulah dirunkan Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa
membaca dan menulis tapi bisa menunjukkan Al-Quran yang memiliki nilai sastra
tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna
yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai
rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman Nabi sampai nanti di akhir zaman.
Menurut Imam As
Suyuti, mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian
yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.
Menurut Ibnu Khaldun, mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu
ditiru oleh manusia, maka ia dinamakan mukjizat, tidak masuk ke dalam kategori
yang mampu dilakukan oleh hamba dan berada diluar standart kemampuan mereka.
Muhammad Kamil
Abdush Shamad, menerangkan bahwa mukjizat ada yang
bersifat material yang dicerna panca indera namun melawan hukum alam yang ada
dan mukjizat yang bersifat rasional, semua direspon oleh daya nalar sesuai
dengan kemampuan dan pemahamannya.
Dari beberapa
pengertian tersebut dapat diambil sebuah pengertian mendasar bahwa mukjizat
merupakan kejadian yang luar biasa, melebihi standart kemampuan manusia yang
berlaku secara umum.
2.2 Mukjizat Al-Qur’an dan
Kebenaran Ilmu Pengetahuan(Science Modern)
2.2.1 Tata Surya Matahari dan 8 Planetnya
Benar kiranya
jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al
Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum
berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi
bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh
manusia. sebagai contoh dalam ayat dibawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang
tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu
pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi
dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian
ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti
mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi
adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah
satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk
kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing
bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya
itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)
Disebutkan pula
dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis
edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di
tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
2.2.2 Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al
Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang,
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al
Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu
pengetahuan masa kini.
Sejak
terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara
terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa
mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20,
satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah
bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa
permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad
ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George
Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta
senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini
dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
2.2.3 Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung
itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya
awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau
seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an
disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung
ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini
seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20,
untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred
Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada
masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga
terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli
geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50
tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam
sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh
tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang
dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180
juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya
bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah
Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa
kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali
India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua
yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi
secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga
menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di
Bumi.
Pergerakan
kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal
abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan
bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas
lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan
beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik,
lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar
lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm
per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan
menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun,
misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets,
Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton,
Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat
penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah
menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan.
(Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau
“gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society,
Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi,
adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru
saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin
untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an,
15:22).
2.2.4 Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia
“Alif, Lam, Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan
kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat
Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan
Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa
Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah
menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk
mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.
Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi
ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga
mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah
memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan
dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak
melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik
keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang
semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold,
A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997,
s. 287-299.).
2.2.5 Diselamatkannya Jasad Fir’aun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan
badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu” [QS 10:92]
Maurice
Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia
menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya.
Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini
adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar
Nabi Musa as.
Injil &
Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang
kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa
menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan
bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak
ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau
(karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog
Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena
memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
2.2.6 Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang
berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga
menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas
yang tidak ditentukan.
“Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin
36:36]
Kita dapat
mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak
mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu
termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang
paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam
benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan
dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan
pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun
gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau
jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam
ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari
ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan
bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang
fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa
materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki
sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi,
elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta
ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
“…setiap
partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan
ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan
pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap
tempat.”
Semua ini
menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh
meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian
“dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas
bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al
Qur’an diturunkan.
2.3 Beberapa Ayat-ayat Tentang Pengetahuan Ilmu
Sains/Science Modern
1.
Astronomi: Yasin/36:40
Maksunya: (dengan
ketentuan Yang demikian), matahari tidak mudah baginya mengejar bulan, dan
malam pula tidak dapat mendahului siang; karena tiap-tiap satunya beredar
terapung-apung di tempat edarannya masing-masing. .(Yasin/38: 40)
2. Biologi: Al-Hajj/22:
5)
Maksudnya: Wahai
umat manusia, sekiranya kamu menaruh syak (ragu-ragu) tentang kebangkitan
makhluk (hidup semula pada hari kiamat), maka (perhatilah kepada tingkatan
kejadian manusia) karena sebenarnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setitik air benih, kemudian dari sebuku darah beku, kemudian dari
seketul daging Yang disempurnakan kejadiannya dan Yang tidak disempurnakan;
(Kami jadikan secara Yang demikian) karena Kami hendak menerangkan kepada kamu
(kekuasaan kami); dan Kami pula menetapkan Dalam kandungan rahim (ibu Yang
mengandung itu) apa Yang Kami rancangkan hingga ke suatu masa Yang ditentukan
lahirnya; kemudian Kami mengeluarkan kamu berupa kanak-kanak; kemudian (kamu
dipelihara) hingga sampai ke peringkat umur dewasa;
dan (dalam pada
itu) ada di antara kamu Yang dimatikan (semasa kecil atau semasa dewasa) dan
ada pula Yang dilanjutkan umurnya ke peringkat tua nyanyuk sehingga ia tidak
mengetahui lagi akan sesuatu Yang telah diketahuiNya dahulu. dan (ingatlah satu
Bukti lagi); Engkau melihat bumi itu kering, kemudian apabila Kami menurunkan
hujan menimpanya, bergeraklah tanahnya (dengan tumbuh-tumbuhan Yang merecup
tumbuh), dan gembur membusutlah ia, serta ia pula menumbuhkan berjenis-jenis
tanaman Yang indah permai. (al-Hajj/22: 5)
3. Fisika: (Ar-Ra'd,13: 17)
Maksudnya: Allah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu
membanjiri tanah-tanah lembah (dengan airnya) menurut kadarnya Yang ditetapkan
Tuhan untuk faedah makhlukNya, kemudian banjir itu membawa buih Yang
terapung-apung. dan dari benda-benda Yang dibakar di Dalam api untuk dijadikan
barang perhiasan atau perkakas Yang diperlukan, juga timbul buih separti itu.
Demikianlah Allah memberi misal Perbandingan tentang perkara Yang benar dan
Yang salah. adapun buih itu maka akan hilang lenyaplah ia hanyut terbuang,
manakala benda-benda Yang berfaedah kepada manusia maka ia tetap tinggal di
bumi.Demikianlah Allah menerangkan misal-misal perbandingan.(ar-Ra'd/13:17)
4. Geografi:
(Al-A'raf/7:57)
Maksudnya: Dan
Dia lah (Allah) Yang menghantarkan angin sebagai pembawa berita Yang
mengembirakan sebelum kedatangan rahmatNya (iaitu hujan), hingga apabila angin
itu membawa awan mendung, Kami halakan Dia ke negeri Yang mati (ke daerah Yang
kering kontang), lalu Kami turunkan hujan Dengan awan itu, kemudian Kami
keluarkan Dengan air hujan itu berbagai-bagai jenis buah-buahan. Demikianlah
pula Kami mengeluarkan (menghidupkan semula) orang-orang Yang telah mati,
supaya kamu beringat (mengambil pelajaran daripadanya).(al-A'raf/7:58)
5. Geologi: (Luqman/31:
10)
Maksudnya: Allah
menciptakan langit Dengan tidak bartiang sebagaimana Yang kamu melihatnya; dan
ia mengadakan di bumi gunung-ganang Yang menetapnya supaya bumi itu tidak
menghayun-hayunkan kamu; dan ia biakkan padanya berbagai jenis binatang. dan
Kami menurunkan hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan di bumi berbagai jenis
tanaman Yang memberi banyak manfaat. (Luqman/31: 10)
6. Hidrologi : (Al-Qamar/54: 11-12)
Maksunya: -Maka Kami bukakan pintu-pintu langit, Dengan
menurunkan hujan Yang mencurah-curah.
- Dan Kami
jadikan bumi memancarkan mata air-mata air (di sana sini), lalu bertemulah air
(langit dan bumi) itu untuk (melakukan) satu perkara Yang telah ditetapkan.
(al-Qamar/54: 11-12)
7. Kedokteran: (Al-Nahl/16: 69)
Maksudnya:
Kemudian makanlah dari Segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang Engkau
sukai), serta Turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu Yang diilhamkan dan
dimudahkannya kepadamu". (dengan itu) akan keluarlah dari Dalam badannya
minuman (madu) Yang berlainan warnanya, Yang mengandungi penawar bagi manusia
(dari berbagai-bagai penyakit). Sesungguhnya pada Yang demikian itu, ada tanda
(yang membuktikan kemurahan Allah) bagi orang-orang Yang mahu berfikir.
(al-Nahl/16: 69)
8. Kimia : (Al-Nahl/16: 6)
Maksudnya:
Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh pelajaran Yang
mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada kamu daripada apa Yang terbit dari
Dalam perutnya, Yang lahir dari antara hampas makanan dengan darah; (yaitu) susu Yang bersih, Yang mudah diminum, lagi sedap
rasanya bagi orang-orang Yang meminumnya. (al-Nahl/16: 6)
9. Pertanian
: (Al-An'am/6: 99)
Maksudnya: Dan
Dia lah Yang menurunkan hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan Dengan air hujan
itu Segala jenis tumbuh-tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya tanaman
Yang menghijau, Kami keluarkan pula dari tanaman itu butir-butir (buah) Yang
bergugus-gugus; dan dari pohon-pohon tamar (kurma),
dari
mayang-mayangnya (Kami keluarkan) tandan-tandan buah Yang mudah dicapai dan
dipetik; dan (Kami jadikan) kebun-kebun dari anggur dan zaiton serta buah
delima, Yang bersamaan (bentuk, rupa dan rasanya) dan Yang tidak bersamaan.
perhatikanlah kamu kepada buahnya apabila ia berbuah, dan ketika masaknya. Sesungguhnya
Yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menunjukkan kekuasaan kami)
bagi orang-orang Yang beriman. (al-An'am/6: 99)
10. Teknologi : (Al-Nahl/16: 14).
Maksudnya:
Dan Dia lah Yang memudahkan laut, supaya kamu dapat makan daripadanya daging
Yang lembut hidup-hidup, dan dapat pula mengeluarkan daripadanya benda-benda
perhiasan untuk kamu memakainya dan (selain itu) Engkau melihat pula
kapal-kapal belayar padanya; dan lagi supaya kamu dapat mencari rezeki dari limpah
kurniaNya; dan supaya kamu bersyukur (al-Nahl/16: 14).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar
akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki
oleh para rasul yang diberikan oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya.
2. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu
tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah.
3. Mukjizat bisa dibedakan menjadi dua, yang pertama
mukjizat yang mengarah ke akal, dapat ditemukan oleh siapapun yang ingin
mencarinya, mukjizat ini adalah keteraturan gejala-gejala alam dan kehidupan
yang tidak berubah berupa sunnatullah. Lalu yang kedua adalah mukjizat yang
berupa segala sesuatu diluar kebiasaan. Mukjizat ini membuat akal manusia
tercengang dan memaksanya untuk tunduk dan menyerah.
4. Mukjizat
biasanya berisi tentang tantangan terhadap apa-apa yang sedang menjadi trend
pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut.
5. Tiada
pertentangan antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan.
Kemukjizatan Al Qur’an memang tidak memposisikan Al Qur’an sebagai
kitab sains dan ilmu-ilmu
lainnya. Namun dapat
memberikan isyarat atau petunjuk untuk melakukan kajian lebih jauh terhadap
pengembangan sains dan ilmu lainnya.
Jadi kebenaran ilmu pengetahuan(science modern) ada
keterkaitan/hubungan dengan mukjizat al-qur’an. Karena ilmu pengtahuan(science
modern)dan ilmu lainnya cocok dengan mukjizat al-qur’an, bahkan bisa dikatakan
bersumber/terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan bukti-bukti baik pengakuan dari para
ilmuwan yang sudah membuktikannya mau pun dari ayat-ayat Al-qur’an itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Abdushshamad, Muhammad Kamil. 2004.
Al-I’jazul Ilmi fil-Qur’anil-karim,terj: Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an,
Jakarta: Akbar
Al-Rehaili, Abdullah M.,Bukti
Kebenaran Quran , Yogyakarta: Tajidu Press, 2003
Bucaille, Maurice Dr, 1976, La
Bible Le Coran Et La Science, terj: Bibel, Alqur’an dan Science Modern,Penerbit
bulan Bintang,Jakarta
Gulen, M. Fethullah,2002,Essential
of The Islamic Faith,The Fountain,Turkey
Khaldun, Ibn. 2005. Muqaddimah,
Jakarta: Pustaka Firdaus
Pasya, Ahmad Fuad. Prof, 2004. Rahiq
Al’Ilmi wa Al-Iman,terj:Dimensi Sains Al-Qur’an, Tiga Serangkai,
Solo
Qardhawi, Yusuf DR. 1996. Al-Aqlu
wal-Ilmu fil-Quranil-Karim,terj.:Al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan
Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Gema Insani Pers
Saksono, Tono. 2006. Mengungkap
Rahasia Simfoni Dzikir Jagat Raya, Pustaka Darul Ilmi, Bekasi
Asy-Syinqithi, Syaikh Muhammad Amin,
Adhwa’ul Bayan fi Tafsiril Qur’ani bil Qur’an,-
Turner, Horwad R, 1997, Science
in medieval Islam, An Ilustrated Introduction, University of Texas
Press,Texas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar